Sekolah merupakan tempat anak menempa diri, menggali potensi, belajar menguasai ilmu pengetahuan. Sekolah adalah pusat ilmu pengetahuan. Tetapi, apakah memang seperti itu yang terjadi?
Kalau kita lihat kenyataan, apa yang penulis sampaikan di atas boleh dibilang hanya mimpi belaka. Sekolah jauh dari sosok “sumber ilmu pengetahuan”. Hampir setiap ruang, lorong, dan ruang terbuka di sekolah tidak mencerminkan bahwa sekolah adalah sumber ilmu pengetahuan. Dinding-dinding sekolah hanya dicat dengan warna tertentu, kosong dari coretan, gambar yang memberikan inspirasi tentang ilmu pengetahuan. Andaikata ada tulisan, yang ditulis hanyalah slogan-slogan dan pepatah saja.
Penulis memimpikan adanya sekolah yang memberikan kesempatan sehingga setiap mata siswa memandang di situlah siswa bisa membaca dan belajar ilmu pengetahuan. Penulis membayangkan setiap jengkal dinding diisi dengan beragam tulisan atau lukisan antara lain: rumus-rumus, ilustrasi, deskripsi ilmuwan, imajinasi, dan lain-lain. Karena itu, begitu orang masuk ke sekolah, suasana pusat ilmu sangat kental terasa. Masuk ke sekolah harus memberikan kesan khusus, bahwa inilah tempatnya ilmu pengetahuan dibina dan dikembangkan.
Tentu saja, selain itu masih banyak lagi yang harus tampak. Yang paling menonjol adalah pembelajaran harus lebih mendorong aktivitas siswa bekerja, mengamati, merefleksi, dan memprediksikan kemungkinan ke depan perlu terwujud juga dalam keseharian. Di sekolah, tampak sekali aktivitas orang-orang yang bertekun-tekun mencari, menganalisis, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dengan itu semua, penulis membayangkan betapa siswa akan terbantu memahami, atau sekedar menghafalkan hal-hal penting dalam ilmu pengetahuan. Bahkan, mungkin saja akan tumbuh suatu imajinasi bagaimana mengembangkan ilmu pengetahuan. Bukankah Bill Gates mengatakan bahwa yang paling penting dalam pendidikan saat ini adalah membantu anak memiliki imajinasi sains.
Semoga ada kepala sekolah yang mau memiliki mimpi serupa. Kepala Sekolah lah penentu utama kemajuan sekolah. Kepala Sekolahnya "loyo", tidak ada kemajuan di sekolah itu. Tetapi, kalau kepala sekolahnya energik, tidak mudah puas, selalu ingin berkembang, maju pulalah sekolah itu.
Kalau masalah 'kesan kumuh' yang seringkali dikeluhkan, bukankah sekarang ini kita bisa membuatnya seperti banner yang digunakan oleh para calon legislatif. Bukankah banner demikian cukup awet dan tahan lama. Nach...buat saja banner-banner tentang ilmu pengetahuan yang indah, ganti secara periodik. Semoga kesan kumuh bisa dieliminir. Siapa mau coba?
Semoga bermanfaat.
MAHKOTA DEWA
Jumat, 10 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2009
(67)
-
▼
April
(9)
- BELAJAR DARI KESUKSESAN SMP 8 YOGYAKARTA DALAM MEN...
- JAWABAN SOAL NO 5 OSN HARI 2 OSN SMP NAS 2008
- MODEL PEMBELAJARAN SPL2V BERACUAN KONSTRUKTIVE & M...
- MEMIMPIKAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN
- JARI JARI LINGKARAN LUAR SUATU SEGITIGA
- JARI JARI LINGKARAN DALAM SUATU SEGITIGA
- RPP ERA SERTIFIKASI GURU
- SOAL OPEN ENDED
- MEMBAGI RUAS GARIS SAMA PANJANG
-
▼
April
(9)
2 komentar:
blog Anda dapat semakin meningkat trafficnya. Link Referral mungkin dapat membantu Anda. Selamat mencoba
http://www.linkreferral.com/adwel.pl?oldrefid=153770
Thanks atas sarannya ... saya sudah coba buka linkreferal yang Akhi maksud... tapi belum mendalami sungguh-sungguh dan karenanya belum mengerti maksud dan manfaatnya... kalau akhi sudah banyak beroleh manfaat dari linkreferal ini, boleh dibantu?...
Thanks
Posting Komentar