Beberapa hari yang lalu saya diberi tahu teman bahwa para guru banyak yang gelisah tentang RPP. Banyak di antara mereka yang menyatakan bahwa RPP tidak bisa dibuat biasa. Kalau ingin lulus sertifikasi, RPP harus disesuaikan dengan apa yang disyaratkan dalam sertifikasi guru.
Penulis kaget mendengarkan pernyataan itu. Meskipun penulis juga seorang dosen, tetapi selama ini penulis tidak terlibat dalam mensertifikasi guru. Penyebabnya adalah penulis sedang mengikuti kuliah. Tapi penulis juga senang dengan kondisi itu. Penulis tidak ikut terlibat dalam menentukan kelulusan atau ketidaklulusan guru yang disertifikasi. Apalagi melihat kenyataan banyak sekali kasus yang tidak baik dalam sertifikasi ini. Penulis tidak mau menyebutkan dalam forum ini.
Kakagetan penulis itu ditindaklanjuti dengan mewawancarai beberapa teman dosen tentang penilaian dalam sertifikasi. Teman-teman dosen ternyata tertawa mendengar pernyataan penulis. Mereka mengatakan bahwa teman-teman guru itu terlalu "ketakutan" dan ketakutannya tidak pada tempatnya.
Teman-teman mengatakan bahwa kontribusi RPP dalam nilai untuk sertifikasi guru hanya 40. Umumnya, teman-teman sudah bisa mendapatkan sekitar 25 poin, karena ada beberapa unsur yang dengan sendirinya sudah jelas tampak dalam RPP yang biasa dituliskan teman-teman. Mereka mengatakan, tidak seharusnya teman-teman ketakutan dengan masalah RPP ini.
Langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah melihat panduan penilaian portofolio sertifikasi guru. Dari buku 3 yang penulis dapatkan, ternyata memang hanya kecil sekali kontribusi RPP itu. Pemerintah tampaknya memiliki pandangan "ke depan guru harus lebih baik". Karena itu, upaya peningkatan profesionalisme guru memperoleh penilaian yang lebih besar daripada sekedar RPP.
Mungkin teman-teman sudah mengetahui semua panduan penilaian sertifikasi guru itu. Namun, andaikata teman-teman tidak mengetahuinya, berikut penulis buatkan sebuah power point sederhana tentang rubrik penilaian portofolio guru. Penulis mempersilahkan teman-teman mengunduh power point tersebut di sini. Semoga bermanfaat.
Salam
MAHKOTA DEWA
Selasa, 07 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2009
(67)
-
▼
April
(9)
- BELAJAR DARI KESUKSESAN SMP 8 YOGYAKARTA DALAM MEN...
- JAWABAN SOAL NO 5 OSN HARI 2 OSN SMP NAS 2008
- MODEL PEMBELAJARAN SPL2V BERACUAN KONSTRUKTIVE & M...
- MEMIMPIKAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN
- JARI JARI LINGKARAN LUAR SUATU SEGITIGA
- JARI JARI LINGKARAN DALAM SUATU SEGITIGA
- RPP ERA SERTIFIKASI GURU
- SOAL OPEN ENDED
- MEMBAGI RUAS GARIS SAMA PANJANG
-
▼
April
(9)
2 komentar:
Kita masih dirumitkan oleh administrasi, karena negara kita adalah negara bukti fisik.
Sistem portofolio dalam sertifikasi sangat2 tidak mendidik, sama seperti obyektif tes!
sebenarnya sich bagus... cuman kita pandai sekali "mensiasati" barang baik ... kalau semua bukti di portfolio itu benar, tidak direkayasa, insyaALLAH bagus-bagus saja... mentalitas bangsa kayaknya yang perlu dibenahi... untuk itu... mereka yang "eling lan waspada" perlu terus mengembangkan diri ... jangan larut dengan sistem yang buruk ... di dalam sistem yang demikian, mari kita berbuat yang terbaik untuk anak cucu...
Posting Komentar