MAHKOTA DEWA

MAHKOTA DEWA
Inilah gambar dari Mahkota Dewa... Tanaman ini dipercaya banyak menyembuhkan penyakit... Nach... Apakah ada di antara teman-teman yang memilik data tentang pertumbuhannya? Adakah model matematika yang bisa kita kembangkan dari data-data itu? ... Kalau pun tidak... apakah mungkin kita bisa belajar matematika daripadanya?

Kamis, 12 Februari 2009

TENTANG NILAI MUTLAK

Kemarin saya sempat berbincang dengan bapak Sudirman, M.Si., dosen Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang. Seperti sebelumnya, kemarin beliau mengemukakan betapa banyak guru kita yang lemah dalam konsep matematika. Kemarin beliau memberikan contoh dua soal matematika, dua-duanya tentang nilai mutlak, yang dijawab salah oleh para guru. Kata beliau, soal itu diberikan pada waktu PLPG, dan beliau sangat prihatin dengan hal itu.

Pertama beliau memberikan soal: "Tentukan himpunan penyelesaian dari |-x|=-x". Kata beliau, jawaban dari para guru adalah Himpunan Kosong. Kedua, beliau meminta para guru untuk memberikan sekor terhadap jawaban siswa yang menjawab pertaksamaan |x-2|>3x+2. Ketika pak Sudirman memperlihatkan jawaban itu selangkah demi selangkah, semua guru sepakat bahwa sekor untuk jawaban itu adalah 100, artinya jawaban siswa benar.

Beliau melihat bahwa para guru sering terkecoh dengan tanda "-" yang berada di depan suatu variabel. Tanda "-" itu sering mengakibatkan guru menganggap bahwa nilai dari ungkapan itu negatif, padahal bisa saja positif.

Kedua, beliau melihat bahwa para guru kadang juga tidak memperhatikan kapan suatu prosedur bisa dilakukan. Ini terbukti dari jawaban mereka yang membenarkan jawaban siswa terhadap soal pertaksamaan. Para guru tidak menyalahkan bahwa jika a < b maka kuadrat dari a lebih kecil dari kuadrat dari b.

Ketiga, beliau melihat bahwa guru kadang juga tidak menguasai definisi dari suatu konsep, dalam hal ini, nilai mutlak dengan baik.

Nach... penulis kemudian menyempatkan diri untuk menuliskan hasil bincang-bincang itu ke dalam suatu bentuk tulisan. Penulis juga sempat merenungkan mengapa hal ini masih juga terjadi dan apa yang perlu dilakukan ke depan. Dengan senang hati penulis bersedia berbagi isi tulisan tersebut. Penulis sudah menyediakannya di dalam blog ini dan bagi teman-teman yang berkeinginan melihat soal berikut jawaban dan hasil renungan penulis, silahkan unduh di sini. Semoga bermanfaat.

Salam

1 komentar:

Gatut Supiyanto mengatakan...

Apa yang dikatakan P. Dirman memang benar, karena kami juga ada di Batu juga. Tapi konsep yang salah di kelas kami adalah himpunan. Jadi kalau MGMP atau Pelatihan2 UM(kalau diadakan untuk guru), sangat jreng kalau menggunakan model PLPG