MAHKOTA DEWA

MAHKOTA DEWA
Inilah gambar dari Mahkota Dewa... Tanaman ini dipercaya banyak menyembuhkan penyakit... Nach... Apakah ada di antara teman-teman yang memilik data tentang pertumbuhannya? Adakah model matematika yang bisa kita kembangkan dari data-data itu? ... Kalau pun tidak... apakah mungkin kita bisa belajar matematika daripadanya?

Sabtu, 06 Juni 2009

RPP KITA LUAR BIASA ANEH

Beberapa saat yang lalu penulis berkesempatan melihat bagaimana teman-teman mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penulis sungguh merasa heran dan prihatin dengan bentuk RPP mereka. Apalagi, mereka mengatakan bahwa bentuk ini sudah merupakan hasil binaan yang berwenang. WOW... luar biasa.. penulis nggak habis pikir dengan kenyataan ini.

Salah satu keprihatinan penulis adalah pada apa yang dituliskan oleh teman-teman di dalam langkah-langkah pembelajaran. Berikut penulis sampaikan salah satu contoh langkah-langkah kegiatannya.

Pendahuluan:
1. Membahas Pekerjaan Rumah (PR)
2. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti:
1. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
2. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas
3. Siswa menyelesaikan tugas secara individu atau kelompok
4. Ketika siswa menyelesaikan tugas, guru melakukan evaluasi
5. Siswa, dengan bantuan guru, membuat kesimpulan
6. Guru memberikan latihan soal kepada siswa

Penutup
1. Guru memberikan pekerjaan rumah

Coba perhatikan...

Semua langkah tersebut bersifat generik dan bisa diisi dengan konten apapun (IPA, IPS, Bahasa, Kesenian dll). Apa demikian ini langkah-langkah dalam pembelajaran matematika?

Kalau hanya seperti itu, menurut hemat penulis, tak perlulah kita menyusun RPP. Kita tidak membuat pembedaan dalam setiap materi yang akan diajarkan. Apakah kompleksitas materi yang kita ajarkan sama sehingga langkah-langkah pembelajarannya juga disamakan?

Penulis beranggapan bahwa RPP Matematika harus kental dengan matematikanya juga. Betapapun, karakteristik mata pelajaran mempengaruhi strategi pembelajarannya.

Bagaimana menurut pendapat teman-teman?

Semoga ini menjadi perhatian kita bersama.

Salam

2 komentar:

Abdur Rahman As'ari mengatakan...

Teman baik saya di Yogyakarta berkomentar melalui sms ke saya sbb: :"yang lebih memprihatinkan lagi, banyak pihak berwenang yang terjebak di format titik koma numbering, bukan di esensi RPPnya BOZZ"... saya rasa memang betul itu... sangat permukaan... rupanya di republik ini belum terjadi DEEP LEARNING ... kenapa ya?

Moh Hariyadi mengatakan...

Ass. saya adalah salah satu guru matematika juga di SMA swasta. Kendala guru matematika memang sangat kompleks. tuntutan materi harus habis dan waktu buat perencaaan yang kurang banyak. kalo saya lihat dalam pembuatan RPP yang seperti itu/ aneh. ini merupakan hal yang harus di susun lagi tentang RPP matematika yang konvensional. berdasarkan analisis kami, guru lebih memilih konvensinal dari pada modern untuk lebih menuntaskan kemampuan siswa.