MAHKOTA DEWA

MAHKOTA DEWA
Inilah gambar dari Mahkota Dewa... Tanaman ini dipercaya banyak menyembuhkan penyakit... Nach... Apakah ada di antara teman-teman yang memilik data tentang pertumbuhannya? Adakah model matematika yang bisa kita kembangkan dari data-data itu? ... Kalau pun tidak... apakah mungkin kita bisa belajar matematika daripadanya?

Kamis, 25 Desember 2008

ONE MINUTE MATH

"Bagaimana sich mengajarnya? Sudah kelas 6 masih tidak bisa perkalian. Waduh susah. Harus mengulang lagi nich."

Kalimat itu sering terdengar di guru kelas tinggi (6, atau bahkan SMP dan SMA). Ini terjadi karena anak-anak tidak juga hafal dengan fakta dasar perkalian atau bahkan penjumlahan dan pengurangan. Mereka masih harus berkutat dengan upaya yang keras untuk menemukan jawaban yang seharusnya otomatis saja.

Bagaimana mengatasinya?

Di Inggris, menurut penuturan teman saya Stuart Weston, ada kegiatan yang disebut dengan istilah "One Minute Math". Di dalam kegiatan ini, para siswa diminta untuk menyelesaikan sejumlah soal fakta dasar aritmetika (penjumlahan, perkalian, pengurangan, atau pembagian) hanya dalam waktu 1 menit saja. Setelah selesai, esoknya diumumkan berapa jawaban yang benar dari masing-masing siswa, tanpa diberitahu benarnya di soal nomer berapa. Selama hasilnya belum bagus, misalnya benar 9 dari 10 soal yang diberikan, selama itu pula soal yang sama diulangi lagi, mungkin seminggu sekali. Grafik perkembangan setiap anak dalam menjawab soal tersebut bisa ditampilkan di dinding kelas, dan dapat dijadikan dasar untuk belajar tentang data. Targetnya adalah mereka hafal dan spontan dalam menjawab fakta-fakta dasar operasi aritmatika.

Sepertinya kegiatan ini mirip dengan mencongak. Cuma, kalau mencongak dilakukan secara klasikal, sementara "one minute math" ini secara individual.

Mungkin ada baiknya kita cobakan. Bahkan bisa dikembangkan lebih lanjut agar tercipta kelancaran prosedural (procedural fluency) yang merupakan salah satu pilar dari lima pilar kemahiran matematis (mathematical proficiency).

Akan tetapi, kurang bijak kalau semua upaya diarahkan hanya untuk keperluan procedural fluency ini. Conceptual understanding, procedural fluency, adaptive reasoning, strategic competence, dan productive disposition harus kita kembangkan secara menyeluruh agar anak bisa menjadi pemecah masalah yang baik. Bukankah keberadaan kita adalah untuk mengatasi masalah dan memberikan manfaat bagi sebanyak-banyak umat manusia?

Salam

Tidak ada komentar: