MAHKOTA DEWA

MAHKOTA DEWA
Inilah gambar dari Mahkota Dewa... Tanaman ini dipercaya banyak menyembuhkan penyakit... Nach... Apakah ada di antara teman-teman yang memilik data tentang pertumbuhannya? Adakah model matematika yang bisa kita kembangkan dari data-data itu? ... Kalau pun tidak... apakah mungkin kita bisa belajar matematika daripadanya?

Senin, 12 Januari 2009

JAWABAN SOAL NO 3 HARI 1 OSN SMP NAS 2008

Soal-soal OSN Matematika jenjang SMP, sampai sementara ini lebih diarahkan kepada kemampuan bernalar dan kemampuan berkomunikasi. Semua materi yang diujikan ada di dalam jangkauan KTSP. Ini sesuai dengan permintaan Direktur Pembinaan SMP, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Andaikata menyulitkan sekalipun, sebenarnya materinya telah dalam cakupan KTSP, hanya tingkat kesulitannya saja yang ditinggikan. Anak tidak bisa, dan dianjurkan tidak memakai rumus yang langsung jadi. Pemahaman konsep, kemampuan bernalar, dan kemampuan mengkomunikasikannya merupakan tuntutan dalam pengerjaan soal-soal OSN jenjang SMP. Sekalipun benar jawabannya, kalau prosesnya tidak jelas, dan dikomunikasikan dengan tidak baik, bisa jadi nilainya akan minimal sekali.

Untuk itu, tak jarang soal OSN memuat soal-soal yang sifatnya konseptual. Pada tahun 2008 kemarin, soal nomer 3 hari I berbunyi sebagai berikut:

Diberikan suatu soal berikut: "Setiap unsur dalam himpunan A = {10, 11, 12, ...,2008} dikalikan dengan setiap unsur dalam himpunan B = {21, 22, 23, ...,99}. Hasil-hasil kali itu selanjutnya dijumlahkan sehingga memberikan nilai X. Tentukan nilai X". Seseorang menjawab soal tersebut dengan cara mengalikan 2016991 dan 4740. Bagaimana kalian bisa menjelaskan bahwa cara orang itu masuk akal?

Pengerjaan soal ini sebenarnya menuntut anak mampu membaca soal itu dengan baik, dan mampu menguasai konsep perkalian. Soal ini memang soal untuk mengukur pemahaman konsep anak.

Mengapa dalam olimpiade ada soal semacam itu.

Menurut hemat penulis, setidak-tidaknya anak perlu dibelajarkan tentang konsep matematika dengan benar. Kita sebagai guru tidak boleh hanya mengajarkan prosedur atau metode matematikanya saja. Kalau anak hanya belajar prosedur, sangat dimungkinkan mereka tidak mampu menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mungkin tidak menyadari adanya terapan konsep matematika dalam suatu peristiwa kehidupan, dan karenanya mereka menghadapinya tidak secara matematis. Karena itu, mereka sangat perlu dibelajarkan tentang penguasaan konsep ini.

Di samping itu, kemahiran matematika seseorang, menurut penelitian Jeremy Killpatrick dkk, menuntut dimilikinya 5 macam kemampuan, yaitu: conceptual understanding, procedural fluency, adaptive reasoning, strategic competence, dan productive disposition. Pembelajaran konsep setidak-tidaknya bisa menambah bekal kemampuan untuk menjadi pemecah masalah yang baik. Tentu saja, tiga hal yang lain juga perlu dikembangkan.

Nach... kembali ke soal di atas, jawabannya sudah saya sediakan. Kalau Anda berkenan, silahkan unduh di sini.

Salam

Tidak ada komentar: