MAHKOTA DEWA

MAHKOTA DEWA
Inilah gambar dari Mahkota Dewa... Tanaman ini dipercaya banyak menyembuhkan penyakit... Nach... Apakah ada di antara teman-teman yang memilik data tentang pertumbuhannya? Adakah model matematika yang bisa kita kembangkan dari data-data itu? ... Kalau pun tidak... apakah mungkin kita bisa belajar matematika daripadanya?

Rabu, 14 Januari 2009

PAKEM: APA MAKSUDNYA?

PAKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan. Diinisiasi oleh UNICEF dan UNESCO yang bekerja sama dengan DEPDIKNAS, PAKEM dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, terutama sekolah dasar.

Menurut pemahaman penulis, para perancang PAKEM ini berharap agar dengan PAKEM, pembelajaran di sekolah berlangsung sesuai dengan beberapa prinsip berikut. Pertama, pembelajaran di sekolah hendaknya mendorong siswa aktif, secara fisik dan mental, mengkonstruksi ilmu yang dipelajarinya (hands on dan minds on). Belajar dirancang berlangsung dalam bentuk "learning by doing" dan "learning by reflecting".

Kedua, PAKEM menghendaki adanya siswa yang selalu melakukan belajar yang produktif (bukan reseptif). Siswa harus lebih banyak memproduksi pemahaman, pengetahuan, bukan menerima seperti gentong yang siap diisi. Pemberian LKS yang jawabannya "closed ended" cenderung tidak menghasilkan pembelajaran yang kreatif, jadi bukan PAKEM.

Ketiga, PAKEM, walaupun mengandalkan keaktifan melakukan aktivits yang sering dianggap banyak menghabiskan waktu, tetap menuntut pembelajaran yang efektif. Kompetensi dasar yang hendak dicapai harus diupayakan tuntas. Karena itu, guru harus pandai memilah dan memilih tugas dan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Guru dalam PAKEM harus juga kreatif memilih BIG IDEAS yang layak dipelajari, layak dirayakan, dan bisa menjadi pemahaman yang bertahan lama (Endurance Understanding).

Keempat, PAKEM harus mampu menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang menyenangkan, yang membuat murid asyik menjalankan tugas atau kegiatan belajarnya, kalau perlu sampai tidak peduli waktu. Kalau bunyi lonceng istirahat masih disambut dengan teriakan gembira oleh anak, itu tandanya pembelajaran masih belum menyenangkan, belum mengasyikkan. Kalau perlu, anak berubah menjadi cemberut begitu mengetahui bel telah menghalanginya melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Setelah sekian lama PAKEM ini dikenalkan di seluruh nusantara, melalui proyek-proyek DEPDIKNAS, CLCC, MBE, IAPBE, PGMI, NTT-PEP dll, apakah pembelajaran pakem sudah dijalankan dengan baik?

Menurut hemat penulis, sudah banyak di antara kita yang mencoba menerapkannya. Namun demikian, penerapan itu jangan sampai melenakan kita dengan menganggap kita sudah menjalankan PAKEM. PAKEM dan Non_PAKEM bukanlah dua kutub yang dikotomis. Di antara keduanya terdapat banyak, bahkan mungkin tak terhingga gradasi pelaksanaan pembelajaran terletak di antara PAKEM ideal dan Non-PAKEM ideal juga. Karenanya, yang paling penting diperhatikan adalah "apakah PAKEM kita hari ini sudah lebih baik dari PAKEM kita hari kemarin?", bukan "apakah saya sudah menerapkan PAKEM?".

Nach... beberapa waktu yang lalu, penulis sempat memperoleh power point tentang PAKEM SD, secara gratis, di internet. Power point ini berusaha menceritakan cikal bakal dikembangkannya PAKEM. Karenanya mungkin akan sangat bermanfaat bagi kita semua untuk menguatkan pemahaman kita. Untuk itu, saya dengan senang hari akan membagikan file ini kepada para pemerhati blog ini. Siapa saja, termasuk Bu Darmayanti dari Bireun NAD, boleh mengunduh di sini kalau berkenan. Semoga bermanfaat.

Salam

Tidak ada komentar: