Lomba-lomba seperti Olimpiade Sains Nasional, IJSO, IMO, IBO, IPhO, yang umumnya banyak diikuti oleh anak-anak yang gifted dan talented, banyak ditengarai orang tidak mengembangkan kepribadian yang baik. Banyak orang yang memberikan judgment bahwa anak-anak yang ikut terlibat di dalam OSN ini memiliki karakter yang "jelek". Mereka sombong, acuh tak acuh kepada aturan, dan banyak lagi karakter jelek lainnya. Sampai-sampai ada teman baik saya yang sebenarnya sangat saya "kagumi" dengan sangat yakinnya mengatakan bahwa "pendidikan karakter" lebih baik daripada keterlibatan dalam OSN. Saya sampai nggak habis pikir dengan pikiran teman baik saya ini. Bagaimana mungkin dia bisa berpikiran semacam itu.
Mungkin beliau banyak menemukan kasus atau memperoleh laporan semacam itu dari banyak pihak. Saya termasuk yang kurang setuju dengan hal itu.
Dalam benak saya, peristiwa atau kegiatan apapun sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan karakter. Mungkin karena prinsip konstruktivisme yang sudah mulai merasuk dalam benak saya, maka saya mempunyai persepsi sebagai berikut: "Semua peristiwa atau kegiatan itu netral. Kitalah yang mengkonstruksi makna dari kegiatan atau peristiwa itu."
Dengan prinsip semacam itu, saya berkeyakinan bahwa "Kita juga bisa memanfaatkan semua peristiwa dan kegiatan itu untuk keperluan character building." Karena itu,di dalam benak saya, kegiatan Olimpiade Sains Nasional pun sebenarnya memiliki banyak potensi untuk pengembangan character anak. Yang diperlukan di sini adalah kepekaan kita untuk memanfaatkan setiap momen yang ada dalam rangka kegiatan Olimpiade Sains Nasional ini untuk keperluan pengembangan kepribadian anak. Kalau sampai dengan mengikuti kegiatan Olimpiade Sains Nasional semacam ini karakter anak menjadi jelek, yang salah sebenarnya bukan anaknya. Pembimbing dan kita sebagai gurunya lah yang kurang tanggap dan kurang mampu mengarahkan.
Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbagi pemikiran tentang potensi Olimpiade Sains Nasional dalam pengembangan karakter anak. Saya mengisi salah satu sesi dalam kegiatan seminar dan workshop di perguruan Al Azhar Serpong. Saya sempat membuat power pointnya, dan kalau Anda berkenan, silahkan unduh di sini. Semoga tulisan tersebut memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Salam
MAHKOTA DEWA
Senin, 26 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2009
(67)
-
▼
Januari
(20)
- METODE PEMECAHAN MASALAH
- MODEL PEMBELAJARAN
- CHARACTER BUILDING MELALUI OSN
- JAWABAN SOAL NO 5 HARI 1 OSN SMP NAS 2008
- FIRST PRINCIPLES OF INSTRUCTION
- MEAN MEDIAN ATAU MODUS: YANG MANA?
- KONSEP HIMPUNAN
- JAWABAN SOAL NO 4 HARI 1 OSN SMP NAS 2008
- PAKEM: APA MAKSUDNYA?
- COGNITIVE LOAD THEORY
- PEMANFAATAN PAPAN ATAU TULANG NAPIER
- JAWABAN SOAL NO 3 HARI 1 OSN SMP NAS 2008
- PANGKAT PECAHAN
- MENGUBAH SEGI 4 MENJADI SEGI 3
- A Trapezoid Problem
- Jawaban SOAL NO 2 HARI I OSN SMP NAS 2008
- METODE SILIH TANYA
- MERENCANAKAN TINDAKAN DALAM PTK CONFIRMATORY
- KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS
- SEJAUH MANA SIFAT BILANGAN PERLU DIPELAJARI?
-
▼
Januari
(20)
5 komentar:
asslam...,
saya sangat setuju dengan pendapat anda.
Proses yang dilalui siswa untuk sampai pada tingkat menjadi peserta OSN itu juga sudah merupakan proses pembangunan karakter yang luar biasa.
Saya jadi teringat pesan guru saya:
prinsip anak olimpiade adalah impossible is nothing.
+ minta ijin mengikuti blog anda.
wow... anak-anak BMW SMP 8 Jogjakarta, dengan Pak Wiworo sebagai salah satu pembinanya, punya prinsip seperti itu... IMPOSSIBLE IS NOTHING. Anda alumni BMW?
Urusan minta ijin... silahkan saja
Salam
oh, saya bukan alumni BMW pak...
dari sebuah SMA di kota yang dingin: Temanggung
arigato gozaimashita,
OK... temanggung memiliki banyak orang yang berpotensi menjadi matematikawan. Semoga Anda termasuk di dalamnya dan semoga menjadi "virus" pencinta matematika di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia. Amin
Posting Komentar